Cari Blog Ini

Jumat, 27 November 2009

Persib Butuh Paradigma Baru

Persib Butuh Paradigma Baru

TANPA Persib Bandung yang berencana mundur dari Liga Super Indonesia (LSI) 2009/2010, sepak bola Indonesia tidak akan mati. LSI akan tetap berjalan sesuai dengan aturan yang telah digariskan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).

Namun, sebagai orang Bandung, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Nugraha Besoes sama sekali tidak menginginkan hal itu terjadi. Karena itu, tokoh yang akrab disapa Kang Nunu ini berharap dari lingkungan Persib akan muncul seorang atau sekelompok orang yang menjadi inisiator untuk mempertahankan eksistensi tim kebanggaan bobotoh ini.

"Sepak bola Indonesia memang tidak mati tanpa Persib. Tapi, Persib harus tetap ikut kompetisi. Karena itu, harus ada inisiator yang bisa memanfaatkan berbagai potensi yang ada," kata Nunu usai menyaksikan pertandingan uji coba antara Persib Selangor dan Persib U-18 di Stadion Persib, Jln. A. Yani Bandung, Rabu (15/7).

Jika ada inisiator yang bisa memanfaatkan berbagai potensi yang ada, termasuk sumber daya manusia, Nunu yakin kesulitan finansial yang tengah dihadapi Persib bisa teratasi dengan baik.

"Sepak bola itu mampu menggerakkan perekonomian. Persib itu punya SDM dan potensi besar yang bisa mengatasi kesulitan finansial. Kalau ada inisiator yang didorong seluruh stake holder, saya yakin pemda tidak akan terlalu terbebani," katanya.

Untuk itu, Nunu berharap Persib bisa mengumpulkan seluruh stake holder untuk mengatasi kesulitan finansialnya.

"Yang penting, setelah dana hibah dilarang, Persib harus punya paradigma baru (dalam pengelolaan klub)," katanya.

Source: http://klik-galamedia.com

Sabtu, 31 Oktober 2009

stadion baru persib



Ribuan bobotoh Persib Bandung terus bertahan kendati hujan deras mengguyur Stadion Persib. Saat Wali Kota Bandung Dada Rosada hendak memberi sambutan, para bobotoh serempak berteriak meminta stadion baru untuk kandang Maung Bandung.

“Stadion baru, stadion baru,” lantang bobotoh sembari menatap Dada yang berdiri di atas panggung saat acara launching Persib Bandung 2009/2010 di Stadion Persib, Kamis (8/10/2009).

Dada sempat terhenti untuk memulai sambutannya. Tangan Dada kemudian turun naik untuk memerintahkan bobotoh kembali berteriak.

“Ya, stadion baru yang berlokasi di Gedebage pada awal 2010 akan mulai dibangun. Selain itu, jalan menuju stadion sudah dibangun,” kata Dada.

Ucapan Dada itu langsung disambut tepuk tangan bobotoh. Dalam sambutannya, Dada berharap skuad baru Persib Bandung ini bisa menjadi juara saat Liga Super Indonesia musim 2009/2010.

“Mari kita dukung Persib Bandung secara bersama-sama. Saya ucapkan terima kasih kepada PT PBB yang sudah berperan terhadap Persib Bandung,” terang Dada.

Sementara Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf berharap banyak Persib Bandung menggapai tangga juara untuk musim ini.

“Semoga Persib menjadi ‘the one and the winner’,” ucap Dede dalam sambutannya

sumber : detik.com

pemain baru persib bandung


Dalam dua hari terakhir, bobotoh Persib Bandung seolah mendapat kejutan dari manajemen. Perburuan pemain untuk posisi sayap selama beberapa minggu usai sudah. Tak tanggung-tanggung, ada dua nama baru yang bergabung.

Rabu lalu, Manajer Umuh Muchtar bergegas ke Singapura untuk bernegosiasi dengan agen pemain. Saking terburu-burunya, Umuh lupa membawa paspor terbaru. Alhasil, ia dan Asisten Pelatih Robby Darwis baru berangkat Kamis pagi.

Meski tertunda, oleh-oleh yang mereka bawa cukup menyenangkan. Kamis malam, Umuh mengabarkan kepada sejumlah wartawan bahwa Persib sudah mendapat pemain timnas Thailand Suchao Nutnum.

Jumat sore, kejutan kembali dilontarkan Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat ini. Ia mengatakan, ada pemain sayap baru lainnya yang telah resmi berseragam Persib. Ia adalah Dian Fachrudin, yang musim lalu berseragam Sriwijaya FC.

Kedua nama pemain baru ini didaftarkan Persib kepada PT Liga Indonesia, kemarin, atau tepat pada tenggat akhir pendaftaran. Dalam daftar itu tercantum juga nama Sinthavechai Kosin Hathairattanakool di posisi penjaga gawang. Secara keseluruhan, Persib mendaftarkan 23 pemain untuk Liga Super Indonesia 2009/2010 ini.

Nutnum dan Kosin dikabarkan akan tiba di Bandung awal pekan depan. Sedangkan Dian belum diketahui benar kapan akan datang. Meskipun demikian, Umuh memastikan, ketiga pemain ini bisa dipasang saat Persib melawan Pelita Jaya FC, 21 November nanti.

Pelatih Jaya Hartono kini sumringah karena pasukan yang ia butuhkan sudah lengkap. Namun ia mengaku belum tahu kehebatan Nutnum. "Dia (Nutnum) bukan rekomendasi saya kepada manajer. Tapi mengingat statusnya sebagai timnas, saya tidak perlu mempertanyakannyalah," ujar Jaya yakin.

Sedangkan Dian pernah berduet dengan pemain Persib, Atep saat membela Indonesia di ajang Merdeka Games 2006 lalu. Saat itu, Atep bermain di posisi sayap kanan, dan Dian di kiri.

"Saya berdiskusi dengan Rahmat (Rahmat Darmawan, pelatih Sriwijaya FC) tentang Dian. Dia memang salah satu andalan Rahmat," lanjut Jaya. Sebelumnya, pemain belakang berusia 28 tahun ini pernah berseragam Persema Malang, dan Pelita Jaya FC.

sumber : kompas.com

Prestasi Persib Bandung

Prestasi Persib Bandung

Salah satu catatan unik dari tim ini adalah ketika menjuarai kompetisi sepakbola Perserikatan yang untuk terakhir kalinya diadakan, yaitu pada tahun 1993/1994. Dalam pertandingan final, Persib yang ditulang-punggungi oleh pemain-pemain seperti Sutiono Lamso dan Robby Darwis mengalahkan PSM Ujung Pandang. Kompetisi sepakbola Galatama dan tim-tim Perserikatan di Indonesia kemudian dilebur menjadi Liga Indonesia (LI). Pada laga kompetisi LI pertama tahun 1994/1995, Persib kembali menorehkan catatan sebagai juara setelah dalam pertandingan final mengalahkan Petrokimia Putra Gresik dimana gol tunggal pada pertandingan tersebut dicetak oleh Sutiono. Persib juga merupakan satu satunya klub Indonesia yang berhasil mencapai babak semi final Piala Champions Asia.

Kompetisi Perserikatan

* 1933 Runner-up (masih bernama BIVB Bandung)
* 1934 Runner-up (masih bernama BIVB Bandung)
* 1936 Runner-up
* 1937 Juara
* 1950 Runner-up
* 1959 Runner-up
* 1961 Juara
* 1966 Runner-up
* 1982/83 Runner-up
* 1984/85 Runner-up
* 1986 Juara
* 1990 Juara
* 1994 Juara

Liga Indonesia

* 1994/1995 Juara
* 2005 Peringkat 5
* 2006 Peringkat 12
* 2007 Peringkat 5
* 2008 SUPER LIGA
sumber : http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3670098161841501724

Senin, 26 Oktober 2009

LEGENDA PERSIB

INDRA MOCHAMAD TOHIR, DRS. H. (INDRA TOHIR)

Photobucket - Video and Image Hosting

Dalam sejarah PSSI, PERSIB banyak memberikan sumbangan kepada PSSI, baik dalam organisasi maupun berupa materi pemain. Pada kesebelasan Nasional yang pertama (1950), PERSIB Menyumbangkan pemain, Aang Witarsa dan Yahya. Bahkan selanjutnya bintang-bintang PERSIB menjadi pemain terkemuka PSSI, seperti Ade Dana, Rukma, Omo, Wowo, Sunarto, Wowo, Fatah Hidayat, Isak Udin, Parhim dan lain-lain. Pada kejuaraan-kejuaraan PSSI yang diselenggarakan secara periodic, PERSIB dianggap “Duta Bandung”, bahkan “Duta Masyarakat Jawa Barat”. Berkali-kali sejak pertama kali tahun 1937, PERSIB menjadi juara nasional. Karena pakaian seragamnya biru-putih, PERSIB biasa diberi gelar “Pangeran Biru”, dan karena PERSIB dianggap pejuang Bandung, oleh masyarakat sering diberi julukan “Maung Bandung”

Salah satu pelatih PERSIB yang dikenal bertangan dingin dalam menangani kesebelasan ini yang mengantarkannya menjadi juara pada beberapa kompetisi sepakbola di tingkat nasional maupun kejuaraan lainnya adalah Indra Mochamad Tohir. Indra Tohir lahir di Bandung, tepatnya di kawasaan Cigereleng Bandung Selatan pada tanggal 7 Juli 1941, dari pasangan Bapak Asik dan Ibu Omas. Suami dari Ibu Aat Ratnawati serta ayah dari 2 putera dan 1 puteri ini menyelesaikan SD serta SMPnya di Bandung. Selanjutnya Indra Tohir melanjutkan ke SGPD dan ke APD yang selanjutnya berubah nama menjadi STO/FPOK UPI. Statusnya saat ini tercatat sebagai pegawai Negeri/Dosen di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung jurusan FPOK.

Prestasi “Kang Tohir” demikian dia akrab disapa, di Persib dimulai sebagai pelatih fisik dari tahun 1984. Pada tahun 1990 melatih PSSI usia 14-16tahun. Tahun 1993 dibawah kepelatihannya, PERSIB menjadi Juara Perserikatan, tahun 1994 membawa PERSIB menjadi juara Liga Indonesia pertama. Sebagai pelatih, Tohir dikenal memiliki wibawa yang besar dikalangan pemain. Dalam melatih, Tohir tidak mengistimewakan pemain bintang dan tidak pilih kasih. Sebagai pelatih ia memiliki kiat, bahwa isterinya adalah isteri yang ke-2, isteri pertama adalah kesebelasan yang dilatihnya ini. Konsekuensi dari keseriusannya dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai pelatih, Tohir tidak bisa meninggalkan latihan, sehingga terkesan seperti yang tidak percaya kepada asisten. Akan tetapi, dukungan isterinya dalam menjalankan tugas sebagai pelatih PERSIB cukup besar.

Menurut penuturan isterinya, KangTohir yang dikenal memiliki hobi menyanyi, Dansa, serta main golf, dulu dikenal sebagai pemain Base ball Nasional, taun ‘67an, sedangkan Ceu Aat pemain Jabar. Walaupun memiliki hobi yang lain diluar sepakbola, dirinya tahu diri kalau mau latihan.

Sebagai pelatih, Kang Tohir Pernah melatih Persikabo Bogor, yang menaikkan status kesebelasan ini ke Divisi Utama (tahun 1997). Disiplin ke anggota keluargaan. Semua puteranya mewarisi darah ayahnya dalam hal olah raga. Beberapa catatan prestasinya melatih sepakbola, membawa dirinya untuk mengunjungi beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, Brunei, Philifina, Taiwan dan Perancis. Pernah pula menjadi pelatih terbaik Asia waktu PERSIB masuk menjadi grup 4 besar nasional dan Pelatih terbaik versi Majalah Bola.

Terakhir Kang Tohir yang rutin main golf 1-2 dalam seminggunya ini Menyampaikan saran untuk pelatih sepakbola lainnya, bahwa dalam melatih jangan pernah menjanjikan sesuatu kepada pemain serta tidak boleh menghujat pelatih lainnya.

Dari: http://www.persib.wordpress.com

Rabu, 14 Oktober 2009

SEJARAH PERSIB


Sebelum bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetball Bond (BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.

Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega didepan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.

Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (Persebaya), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1933 meski kalah dari VIJ Jakarta.

BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabung kedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.

Persib kembali masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1934, dan kembali kalah dari VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian Persib kembali masuk final dan menderita kekalahan dari Persis Solo. Baru pada tahun 1937, Persib berhasil menjadi juara kompetisi setelah di final membalas kekalahan atas Persis.

Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken ( VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan “ kelas dua “. VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib dilakukan di pinggiran Bandung—ketika itu—seperti Tegallega dan Ciroyom. Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang didalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan dipusat kota, UNI dan SIDOLIG.

Persib memenangkan “ perang dingin “ dan menjadi perkumpulan sepakbola satu- satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNU dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG ( kini Stadion Persib ), dan Lapangan SPARTA ( kini Stadion Siliwangi ). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.

Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepakbolaan yang dinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga diseluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.

Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.

Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar diberbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta. Pada masa itu prajurit- prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta.

Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya. Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda ( NICA ) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.

Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, decade 1950- an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953-1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah- pindah sekretariat. Walikota Bandung saat itu R. Enoch, membangun Sekretariat Persib di Cilentah. Sebelum akhirnya atas upaya R.Soendoro, Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di Jalan Gurame.

Pada masa itu, reputasi Persib sebagai salah satu jawara kompetisi perserikatan mulai dibangun. Selama kompetisi perserikatan, Persib tercatat pernah menjadi juara sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1961, 1986, 1990, dan pada kompetisi terakhir pada tahun 1994. Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua pada tahun 1950, 1959, 1966, 1983, dan 1985.

Keperkasaan tim Persib yang dikomandoi Robby Darwis pada kompetisi perserikatan terakhir terus berlanjut dengan keberhasilan mereka merengkuh juara Liga Indonesia pertama pada tahun 1995. Persib yang saat itu tidak diperkuat pemain asing berhasil menembus dominasi tim tim eks galatama yang merajai babak penyisihan dan menempatkan tujuh tim di babak delapan besar. Persib akhirnya tampil menjadi juara setelah mengalahkan Petrokimia Putra melalui gol yang diciptakan oleh Sutiono Lamso pada menit ke-76.

Sayangnya setelah juara, prestasi Persib cenderung menurun. Puncaknya terjadi saat mereka hampir saja terdegradasi ke Divisi I pada tahun 2003. Beruntung, melalui drama babak playoff, tim berkostum biru-biru ini berhasil bertahan di Divisi Utama.

Sebagai tim yang dikenal tangguh, Persib juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Risnandar Soendoro, Nandar Iskandar, Adeng Hudaya, Heri Kiswanto, Adjat Sudradjat, Yusuf Bachtiar, Dadang Kurnia, Robby Darwis, Budiman, Nuralim, Yaris Riyadi hingga generasi Erik Setiawan merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persib.

Sumber : http://persibwarior.multiply.com/journal/item/1/Sejarah_Persib